Berlibur beribu makna

Ketika aku masih duduk dibangku SMP ibu ku mengajakku liburan yang tujuannya untuk berziarah ke makam syekh, yaitu yang bertempat di Cirebon dan Banten, berangkat sekitar ba’da ashar atau selepas jam 3 berakhir. Menuju kesana kami tidak pergi bersama ibu saja tapi dengan saudara – saudara lainnya dengan menggunakan BUS Pariwisata. Dalam perjalanan, ibu ku sangat perhatian sekali diantaranya ibu ku selalu memegang tangan ku terus ketika mengantri untuk berziarah, pada saat itu berziarah di Banten karena waktu di Cirebon tidak begitu mengantri, tapi dalam pikiran ku yang egois dalam hatiku berkata “ngapain ibu pegang – pegang tangan aku, kan aku sudah besar, bukan anak SD lagi” disisi lain hatiku berkata “Ibu pegang tanganku supaya aku tidak jauh dengan ibu”. Bahkan ketika sedang di dalam BUS pun tidak bosan – bosannya ibu ku untuk menawari ku minum ataupun makan, bagiku perhatian ibu tidak bisa di bayar dengan apapun bahkan dengan uang sekalipun. Kemudian selepas selesai melakukan ziarah di Banten kami pun makan di warung yang tempatnya tidak jauh dari tempat ziarah, di waktu makan aku merasakan kehangatan bersama ibu, ya walaupun makannya makanan sederhana, namun ada yang unik disitu semua makanannya terasa asin semua, kalau tidak asin ya asem, ketika makan nyaris kami tidak makan yang manis – manis. Entah tidak tau kenapa? Tapi menurut warga disitu makanan asin merupakan khas di Banten(Ya memang unik juga). Selepas makan kami pun bergegas untuk melanjutkan perjalanan dengan rombongan yang se BUS itu. Setelah dari Banten kami mampir ke mesjid Istiqlal untuk berfoto – foto dengan ibuku dan sekaligus
Foto Aku bareng Alm. Ibu di mesjid Istiqlal
untuk melaksanakan shalat magrib, ketika masuk ke dalam mesjid itu merupakan pertama kali nya aku dengan ibu ku masuk ke mesjid yang megah, dalam hati ku berkata “aku bersyukur Alhamdulilah sekali bisa menapakan kaki di mesjid istiqlal bersama ibu ku”, selepas dari mesjid istiqlal kami bersama rombongan BUS pulang kalau tidak salah tepat di antara waktu magrib dan isya. Di dalam perjalanan aku sendiri merasa senang bisa liburan bersama ibu, cape pasti ada tapi cape itu hilang apabila aku mengingat di waktu kami berangkat, ziarah ke Cirebon, Banten, terakhir ke mesjid Istiqlal dan tentunya dengan kecerian senyuman perhatian ibu yang diberikan kepadaku. Perjalanan ziarah pun berakhir dan Alhamdulilah kami serombongan pulang sampai rumah masing – masing dengan selamat.

Mari lanjut cerita liburan bersama ibu selanjutnya, untuk yang ini aku masih duduk di bangku SMK, ketika selesai UAS dan sekolah memberikan liburan selama 2 minggu. Ketika itu malam minggu ibu ku menyuruh ku untuk tidur lebih awal katanya begini “Sep cepetan tidur” aku menuruti nya tapi dalam hati ku berkata kenapa ibu ku menyuruhku tidur lebih awal, tapi tidak apa – apa lah mungkin ibu ku tidak ingin aku sering begadang, karena pada waktu itu aku sering tidur nya terlalu malam. Ketika mata ku tertutup dan mulai bermimpi ibu ku membangunkan ku ketika itu kurang lebih jam 1 pagi, aku bertanya “bu kenapa bangunnya pagi – pagi sekali”, dan ibu ku menjawab “ayo sep mau bantu ibu tidak?”, ketika aku melihat ajakan ibu, walaupun aku masih mengantuk, aku langsung mengikuti ajakan ibu itu, karena aku ingin membantu ibu dan aku pribadi juga ingin mencoba bagaimana sih bekerja sejak dari pagi di pasar tradisional berdagang sayuran. Menggotong  perangkat pekerjaan ibu pun dimulai dengan menggunakan jasa ojeg, setelah sampai nya di tempat langsung membawa satu persatu perangkat pekerjaan ibu ke dalam pasar, setelah itu ibu mulai berdagang dan mulai ada satu persatu orang – orang yang ingin membeli sayuran, serta tawar menawar pun terjadi. Namun yang aku salut dengan ibu pada waktu itu beliau tetap semangat berdagang, walaupun yang lain masih tertidur pulas ibu harus bangun terjaga, ibu tidak menunjukkan rasa ngantuknya padahal kemarin sorenya ibu belanja untuk membeli sayuran untuk dijualkan lagi. Kemudian adzan subuh mulai berkumandang kami pun membereskan perangkat kerjanya untuk pulang, kami tidak bisa berjualan sampai siang karena tempatnya itu didepan toko orang lain yang sudah tutup. Dan ketika pada saat itu umur ibu sudah bisa di katakan sudah tua ada sekitar 58 tahun. Namun ibu masih menampakan semangatnya itu tidak lain hasilnya untuk anak – anaknya.

Begitu lah cerita liburan bersama ibu saya dimulai disaat saya masih SMP dan SMK, cerita itu saya masih bisa melihat senyuman ibu karena sekarang ibu saya sudah tiada, mungkin ada pesan dari saya pribadi “jangan sia – siakan perjuangan dan pengorbanan beliau karena ibu memberikan cinta kepada kita itu tulus tanpa ada balas jasa apapun, doa ibu itu doa segala – galanya untuk anak – anaknya, jadi jangan malu untuk berkata kepada orang lain bahwa beliau itu IBU kita”.
Terima kasih.

Sekian, sharing mengenai Berlibur beribu makna. Terima Kasih
Perlu Diingattt :
Apabila di arahkan ke halaman :
- shorte.st atau adf.ly, tunggu sejenak 5 detik dan mengklik tombol skip/lewati
- ke ouo, centang anda bukan robot dan tunggu 5 detik lalu get link, kemudian otomatis ke hosting download tersebut. Apabila sobat kesulitan ada panduan cara downloadnya klik >> disini <<
PERHATIAN!!!
- Jika kamu kesulitan mengunjungi halaman adf.ly, bisa atasi dengan cara INI
- Jika ada link mati atau bermasalah, laporkan saja langsung ya ke SINI. Terima Kasih. Enjoy...

Langganan Software Gratis
Previous
Next Post »